MedanPunya – Ndhank Surahman Hartono mantan gitaris Stinky dan pencipta lagu Mungkinkah membenarkan masih mendapat royalti. Nilai royalti untuk lagu Mungkinkah yang diberikan ke Ndhank sekitar Rp 250 sampai Rp 500 ribu.
Stinky yang kini ingin dikenal dengan Stinky Reborn buka suara soal jatah yang mereka sebut untuk Ndhank Surahman. Bahkan royalti juga diberikan oleh publisher, serta lembaga kolektif seperti KCI dan WAMI.
“Setiap Stinky main, Ndhank dapat bagian, dapat jatah. Dari publisher dan lembaga kolektif seperti KCI atau WAMI. Triple,” kata bassist Stinky, Irwan Batara.
Irwan Batara yang juga tercatat sebagai pencipta lagu Mungkinkah menyebut jumlah royalti yang mereka katakan sebagai jatah untuk Ndhank Surahman. Bahkan menurut Irwan Batara, jumlah yang mereka berikan lebih besar dari dua lembaga tersebut.
“Satu lagu kami hargai Rp 250 ribu, cukuplah. Tapi itu kan fluktuatif. Kalau dari KCI dan publisher lebih kecil lagi,” ucap Irwan Batara.
Stinky merespons somasi Ndhank Surahman soal larangan membawakan lagu Mungkinkah. Mereka merasa masih berhak membawakan lagu tersebut karena Irwan Batara yang masih tercatat sebagai pemain bass Stinky Reborn juga mengantongi legalitas lagu.
“Masa gue yang menciptakan, dilarang (menyanyikan) sama Ndhank? Kecuali kalau hanya Ndhank yang menciptakan, it’s okay. Tapi kan itu lagu Ndhank dan Irwan,” tukasnya.
“Dari segi legal, lagu Mungkinkah ini diciptakan dua orang, Irwan dan Ndhank. Kenapa kami masih menyanyikan? Karena lagu itu terdaftar di publisher dan lembaga kolektif royalti,” imbuh Irwan Batara.
Sedangkan Ndhank mempertanyakan nilai Rp250 sampai Rp500 ribu layak atau tidak untuknya. Belum lama ini ia mendapatkan haknya setelah ia vakum dari Stinky karena sakit.
“Ya dari Stinky saya sudah bilang selama ini yang terakhir ini Rp 250-Rp 500 ribu. Ada Stinky kan kemarin ya tanggal 1 dan itu mereka memang masih kirim saya, mereka masih transfer senilai Rp 500 ribu. (Nominal Rp 250-Rp 500 ribu) Sejak saya rehat, belum lama kok. Masih bisa dihitung dengan jari, berapa kalinya,” kata Ndhank Surahman.
Ia juga mempertanyakan nominal ratusan ribu itu layak atau tidak jika dibandingkan dengan bayaran manggung Andre Taulany dan Stinky. Bayaran Andre Taulany dan Stinky ditaksir olehnya mencapai lebih dari Rp 50 juta sekali manggung.
Ndhank merasa karyanya dihargai bila mendapatkan 10 persen dari kontrak event yang diterima Stinky dan Andre Taulany.
“Ya sekarang harga segitu layak apa tidak? Tidak layak, sedih sekali. Sementara saudara Andre bisa manggung dengan band barunya Andre and The Friends ya kita tahu nilai kontraknya berapa. Begitu juga dengan Stinky juga rate-nya juga Rp 50 (juta) ke atas,” bebernya.***dtc/mpc/bs