Senin, 19 Mei 2025
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
MedanPunya.com
Advertisement
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno
No Result
View All Result
MedanPunya.com
No Result
View All Result
Home Tak Berkategori

Dokumen CIA Ungkap Rencana Pembunuhan Sukarno

Senin, 4 Oktober 2021
kanal Tak Berkategori
14
dibaca
Share on FacebookShare on WhatsappShare on Whatsapp

Jakarta(MedanPunya) Cucu Presiden RI pertama Sukarno, Didi Mahardika, menyebut kakeknya dibunuh di Wisma Yasoo. Dokumen CIA mengungkap adanya rencana untuk melakukan pembunuhan terhadap Sukarno. Namun dokumen itu mengklaim rencana pembunuhan Sukarno tak pernah terealisasi.

Seperti dilansir dari BBC, pada 2017, sebuah dokumen Badan Intelijen Amerika Serikat, CIA, terungkap. Isinya antara lain memperlihatkan ada pembahasan tentang rencana pembunuhan Presiden Sukarno.

Dalam dokumen tahun 1975, Wakil Direktur Perencanaan CIA saat itu, Richard Bissell, memberikan kesaksian bahwa ada pembahasan di dalam badan itu tentang upaya ‘atas kehidupan Presiden Indonesia Sukarno yang perkembangannya sejauh identifikasi dari satu aset yang mungkin direkrut untuk tujuan ini’.

“Rencana itu tidak pernah tercapai, tidak pernah disempurnakan pada titik yang tampaknya mungkin dilakukan,” tulis Dokumen CIA tertanggal 30 Mei 1975 tersebut terkait Sukarno.

Dokumen setebal 83 halaman mencatat Bissell kemudian menegaskan CIA ‘sama sekali tidak ada kaitan dengan kematian Sukarno, yang wafat pada 21 Juni 1970’. Ini adalah waktu ketika kondisi Sukarno memburuk setelah diasingkan di Wisma Yasoo.

Sehubungan dengan kedua rencana tersebut, dia menyatakan tidak ada rencana yang akan dilakukan tanpa otorisasi di luar badan itu. Selain itu, tidak ada otorisasi yang dilakukan untuk rencana atas Sukarno.

Untuk diketahui, pada masa itu, Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet terlibat dalam Perang Dingin. Kedua negara adidaya ini saling berebut pengaruh dunia.

Sukarno, saat itu, dianggap sebagai sosok pemimpin dunia yang condong kepada kelompok Uni Soviet, meskipun Sukarno menjadi salah satu tokoh penyeru gerakan non-blok.

Dalam dokumen itu juga disebutkan rencana pembunuhan kepala negara lain yang berkuasa pada saat itu adalah Perdana Menteri Kongo, Patrice Lumumba. Bissell mengatakan tahu ada diskusi yang merencanakan pembunuhan Lumumba dan ‘pejabat kasus diarahkan untuk melihat kemungkinan tersebut’.

Sebelumnya, pernyataan Didi ini muncul dalam channel YouTube V Entertainment.id saat berbincang dengan host channel tersebut, yaitu YouTuber Nandatanya. Host awalnya bertanya soal video musik TRAH-Untuk Indonesia Raya garapan Didi Mahardika. Pertanyaannya seputar lokasi pengambilan video.

“Ada cerita apa di balik video musik TRAH, terus kenapa di tempat ikonik seperti di rumah Cilandak ini, ada apa dengan Rumah Cilandak, Bundaran HI, GBK, dan Museum Satriamandala? Museum Satriamandala atau Wisma Yasoo, Mas?” tanya host kepada Didi.

“Mulai gue datang di Satriamandala atau yang disebut Wisma Yasoo, itu adalah tempat peristirahatan terakhir Bung Karno yang seolah-olah kayak diasingkan tanpa melalui tidak diberikan kesempatan untuk membela dirinya di persidangan, seperti diasingkan…,” ujar host melanjutkan.

Didi memotong pernyataan tersebut. Dia menambahkan pernyataan bahwa Bung Karno dibunuh di Wisma Yasoo.

“Aku tambahin dikit, Mas, tidak hanya diasingkan, tapi di situlah Bapak kita, Bapak Bangsa, Bapak Proklamator kita, yang memperjuangkan kita semua, dibunuh di situ, dibunuh, iya, harus banyak yang tahu,” ujar Didi.

Host mempertanyakan keyakinan Didi atas pernyataannya. Didi menegaskan bahwa dia yakin.

“Pasti. Apa perlu gua ulang lagi?” ujarnya.

“Kalau mau ada yang bertanya, mungkin bisa ditanyakan ke ahli sejarah. Dan ahli sejarah yang bisa menceritakan apa adanya,” imbuh putra Rachmawati Soekarnoputri ini.

Didi juga mengatakan Museum Satriamandala adalah Wisma Yasoo, tempat hari-hari terakhir Bung Karno. Namun keberadaan Wisma Yasoo, menurut Didi, coba ditutup-tutupi dengan mengubah nama tempat itu menjadi Museum Satriamandala.

Didi menuturkan sempat berbicara dengan Menteri Pertahanan Prabowo Subianto soal Wisma Yasoo ini, namun pernyataannya tak dilanjutkan karena dipotong oleh host.

Sejarawan BRIN Asvi Warman Adam merespons pernyataan ini. Mengutip sejarawan Prancis, Asvi, menguatkan pernyataan Didi.

“Tahun 1970 Bung Karno meninggal. Jacques Leclerc, sejarawan Prancis, mengatakan bahwa Bung Karno dibunuh dua kali. Pertama Bung Karno meninggal tahun 1970. Tahun 1970 peringatan Hari Lahir Pancasila dilarang Kopkamtib,” ungkapnya.

Asvi juga pernah bertanya kepada dokter Kartono Mohammad apakah Sukarno dibunuh secara perlahan. Untuk diketahui, Kartono merupakan dokter yang pernah bertemu dengan Dr Wu Jie Ping, yang pernah merawat Sukarno pada 1965. Kartono menjelaskan bahwa Bung Karno tidak dirawat sebagaimana semestinya saat di Wisma Yasoo.

“Saya tanyakan kepada dokter Kartono Mohammad (alm), apakah betul Bung Karno dibunuh secara perlahan di Wisma Yasso. Jawab Kartono, ‘Bung Karno tidak dirawat sebagaimana semestinya’,” tuturnya.

Asvi juga berbicara soal Wisma Yasoo. Dia mengatakan tempat yang dulunya Wisma Yasoo berubah menjadi Museum Satriamandala di era Orba.

“Yaso (atau Yasoo) itu nama adik dari Ratnasari Dewi Sukarno yang sudah meninggal. Tempat tinggal istri Bung Karno, Dewi Sukarno. Kemudian diambil alih Orba dan dijadikan Museum Satriamandala, sekaligus Pusat Sejarah ABRI,” ujar Asvi.

Sementara itu, politikus senior PDIP Hendrawan Supratikno merespons pernyataan Didi Mahardika, yang menyebut sang kakek dibunuh. Menurut Hendrawan, di buku-buku sejarah juga ditulis bahwa Sukarno tidak diperlakukan manusiawi saat tinggal di Wisma Yasoo.

“Yang tertulis di buku-buku, (Sukarno) wafat di Wisma Yasoo karena sakitnya tidak ditangani dokter yang ahli dalam bidangnya (bahkan diduga yang menangani dokter hewan). Pada tahun dan bulan-bulan terakhir, hidupnya diisolasi dari dunia dan rakyat yang dicintainya. Pokoknya perlakuan yang tidak manusiawi untuk seorang Bapak Bangsa,” kata Hendrawan kepada wartawan, Jumat (1/10).

Hendrawan menyebut para ahli sejarah juga sepakat berakhirnya kepemimpinan Sukarno tak terlepas dari andil asing. Ada campur tangan Amerika Serikat (AS) dalam mengkudeta kepimpinan Sukarno.

“Para ahli juga bersepakat, apa yang terjadi tidak lepas dari ‘politik luar negeri AS di Asia Tenggara’, dan transisi kekuasaan yang terjadi merupakan suatu ‘kudeta merangkak’. Jadi ‘hantu komunisme’ pada masanya adalah sebuah proyek politik AS,” ujarnya.***dtc/mpc/bs

 

Berikan Komentar:
Tags: CIAdibunuhSukarno
ShareSendTweet
Berita Sebelumnya

AS Risaukan Puluhan Pesawat Militer China Masuki Wilayah Taiwan

Berita Berikutnya

Messi di Liga Prancis: Tiang Lagi, Tiang Lagia

Related Posts

Tak Berkategori

Rekonstruksi Pembunuhan Eks TNI, Serka Holmes Pakai Baju Dinas

Senin, 24 Maret 2025
Tak Berkategori

OPM Tolak Program Makan Gratis Bergizi, Istana: Mereka Berhadapan dengan TNI-Polri

Rabu, 5 Februari 2025
Tak Berkategori

KPK Geledah Kantor Bank Indonesia

Selasa, 17 Desember 2024
Tak Berkategori

PSG Bantah Ingin Mo Salah

Rabu, 4 Desember 2024
Tak Berkategori

PDIP Minta Polri Kembali ke TNI atau Kemendagri, Kapolri Irit Bicara, Panglima Bungkam

Jumat, 29 November 2024
Tak Berkategori

Pria di Tanjungbalai Cabuli 2 Putrinya gegara Kecanduan Film Porno

Senin, 18 November 2024

Dikelola Oleh :

PT. WASPADA BAHANA ERIASAFA

Alamat Redaksi :
Jl. Garu 3 No. 33 Kel. Harjosari-I
Kecamatan Medan Amplas 20147
Telp : 061-785 0458
Email : medanpunyanews@gmail.com

TERBARU

Kasi Keuangan Polres Padangsidimpuan Dipecat karena Lakukan Penggelapan

Senin, 19 Mei 2025

Lakukan Pelanggaran Berat, Kadisnaker Sumut Ismael Sinaga Dipecat

Senin, 19 Mei 2025

Imigrasi Amankan 23 WNA Asal Bangladesh Tanpa Dokumen Resmi di Pancur Batu

Senin, 19 Mei 2025
  • Pedoman Media Cyber
  • Disclaimer
  • Hubungi Kami
  • Redaksi
  • Sitemap

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana

No Result
View All Result
  • Home
  • Metro
  • Politik
  • Ekonomi
  • Hukum
  • Daerah
  • Dunia
  • Olahraga
  • Seleb
  • Tekno

Copyright © 2020 medanpunya.com All Right Reserved | Dari Medan Kemana-mana