Jakarta(MedanPunya) Pemerintah mengatakan angka kematian pasien positif virus Corona (COVID-19) di Indonesia sudah mendekati rata-rata dunia. Angka kematian rata-rata dunia saat ini adalah 4,2%.
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mulanya memaparkan grafik angka kematian pasien positif COVID-19 dari Maret hingga Juli 2020. Pada Maret, angka kematian rata-rata di Indonesia adalah 4,89%.
“Mulai dari bulan Maret sampai dengan bulan Juli terjadi, pertama kasus persentase kematian yang sangat tinggi yaitu pada bulan Maret jumlah maksimumnya adalah 9,34% dan rata-rata pada bulan Maret tersebut adalah 4,89%,” kata Prof Wiku dalam jumpa pers yang disiarkan melalui kanal YouTube Setpres, Jumat (24/7).
Kemudian, pada April 2020, persentase angka kematian di Indonesia meningkat drastis. Rata-rata angka kematian dari kasus positif mencapai 8,64%.
“Dan kalau kita lihat di bulan April angkanya meningkat lagi maksimumnya 9,5% dan rata-ratanya 8,64%. Jadi cukup tinggi dibanding bulan Maret,” katanya.
Sementara itu, pada Mei 2020, Prof Wiku mengatakan persentase kematian kembali menurun. Angka kematian rata-rata berada pada angka 5,56%.
“Sedangkan bulan Mei udah mulai menurun dengan rata-rata 6,68% dan maksimumnya 7,6% dan kalau kita lihat di bulan Juni kondisinya menurun lagi dari persentase kematian menjadi maksimum 6,09% dan rata-ratanya 5,56%,” tutur Prof Wiku.
Prof Wiku mengatakan persentase angka kematian pun terus menurun pada Juni dan Juli 2020. Pada Juli, angka kematian rata-rata bahkan mendekati persentase dunia.
“Pada bulan Juli ini maksimumnya sudah menurun cukup banyak yaitu 5,08 dan rata-ratanya 4,8 6% sedangkan angka kematian dunia adalah 4,2% jadi Indonesia sudah mendekati rata-rata dari dunia,” katanya.
Prof Wiku menjelaskan terus menurunnya angka kematian di Indonesia ini karena perubahan manajemen kasus dari waktu ke waktu. Dia mengatakan, saat ini penanganan COVID-19 di Indonesia semakin baik.
“Karena perubahan ini karena terjadi manajemen kasus pasien yang lebih baik dari waktu ke waktu kita semua belajar,” kata Prof Wiku.
Hal itu, kata Prof Wiku, bisa dilihat dari jumlah ruang isolasi yang saat ini telah meningkat menjadi 23.519. Kemudian jumlah tempat tidur pada ruang isolasi yang juga meningkat hingga 188.510.
“Jumlah tenaga kesehatan yang pengetahuannya makin tinggi dan terbiasa dalam menangani COVID-19 juga semakin baik. Kemudian juga jumlah rumah sakit rujukan yang meningkat sampai dengan sekarang sudah ada 839 rumah sakit rujukan di Indonesia,” tutur dia.***dtc/mpc/bs