Medan(MedanPunya) Banjir rob merendam 15.000 rumah warga di Kota Medan, Sumatera Utara. Ada 70.685 jiwa terkena dampak banjir ini.
Banjir di kawasan pesisir Medan ini terjadi sejak Selasa (5/10). BNPB menyebut ketinggian air rata-rata 70 cm.
“Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Medan melaporkan terdapat tujuh kelurahan terdampak di Kecamatan Medan Belawan, antara lain Kelurahan Belawan 1, Kelurahan Belawan 2, Kelurahan Sincanang, Kelurahan Bahari, Kelurahan Bahagia, Kelurahan Bagan Deli dan Kelurahan Labuan Deli,” kata Plt Kapusdatin dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, kepada wartawan, Sabtu (9/10).
BPBD Kota Medan bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) telah melakukan pemantauan ke daerah terdampak serta berkoordinasi dengan BPBD Provinsi Sumatera Utara, instansi terkait dan kepala lingkungan setempat dalam upaya penanganan bencana.
Selain di Medan, banjir rob juga terjadi di Kabupaten Batu Bara, Sumatera Utara. Air laut menggenangi rumah warga sejak Rabu (6/10) pukul 02.00 WIB.
Titik banjir terdapat pada dua kecamatan, antara lain Kecamatan Medang Deras di Desa Medang dan Kecamatan Tanjung Tiram di Desa Bandar tepatnya di Kelurahan Bagan Arya.
BPBD Kota Batu Bara mencatat kerugian materil antara lain sebanyak 520 unit rumah warga terendam, tiga unit rumah rusak berat, dua unit rumah rusak sedang dan dua unit rumah rusak ringan.
Ada empat unit fasilitas pendidikan, lima unit fasilitas ibadah, satu unit balai desa dan dua unit posyandu yang terdampak serta 50 meter jalan mengalami rusak berat akibat peristiwa tersebut.
BPBD Batu Bara berupaya melakukan penanganan darurat banjir dengan membuat tanggul sementara dari karung goni sebagai penahan ombak air pasang. Kebutuhan mendesak saat ini adalah pemecah ombak pada dua desa dan satu kelurahan untuk mencegah terjadinya gelombang pasang susulan.
Berdasarkan peringatan gelombang tinggi yang dikeluarkan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) per 7 sampai 9 Oktober 2021, area perairan dengan gelombang sedang 1,25 sampai 2.50 meter pada Perairan Barat Aceh, Selat Malaka bagian utara, Selat Sumba bagian barat, Perairan Pulau Sawu – Rote, Laut Sawu, Perairan Selatan Pulau Flores, Selat Sape Bagian Selatan dan Selat Ombai.
Kajian analisis inaRISK menunjukkan bahwa Kota Medan dan Batu Bara memiliki potensi bahaya gelombang ekstrem dan abrasi pada tingkat sedang hingga tinggi. Merespon hal tersebut, BNPB mengimbau masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir maupun area permukiman dengan potensi gelombang tinggi dapat meningkatkan kewaspadaan.
“Perangkat daerah setempat juga dapat mempersiapkan rencana kesiapsiagaan dan mitigasi bencana dengan membuat sistem peringatan dini sederhana untuk mendeteksi gelombang tinggi, membuat penahan atau pemecah ombak serta rencana evakuasi jika terjadi banjir rob susulan,” kata Abdul.***dtc/mpc/bs