Riyadh(MedanPunya) Arab Saudi mempertimbangkan dua skenario penyelenggaraan haji 2020, yaitu memangkas kuota untuk 1,5 juta orang atau melarang sama sekali. Pertimbangan dibuat di tengah lonjakan drastis infeksi Covid-19 dan memaksa Riyadh kembali menutup puluhan masjid yang baru dibuka terbatas.
Riyadh mempertimbangkan pemangkasan drastis kuota jemaah tahun ini. Setiap negara mungkin akan diizinkan memberangkatkan paling banyak 20 persen dari kuota jemaah. Jemaah berusia lanjut dan tidak bugar juga dilarang berangkat. Sementara sejumlah pejabat mendorong agar haji 2020 dibatalkan sama sekali.
Setiap tahun, rata-rata 2 juta orang memadati Mekkah untuk berhaji. Sebanyak 1,8 juta anggota jemaah berasal dari luar negeri dan sisanya dari dalam Arab Saudi. Dengan pemangkasan kuota, akan tersisa kuota paling banyak untuk 500.000 orang. Masjidil Haram, pusat haji, bisa menampung hingga 900.000 orang setelah perluasan beberapa tahun terakhir.
Sampai sekarang, Riyadh belum mengumumkan kebijakan baru soal haji dan umrah. Pada akhir Maret 2020, Riyadh meminta semua negara dan jemaah dari negara asing menunda persiapan keberangkatan haji tahun ini.
Sebelumnya, Riyadh juga menghentikan layanan umrah. Penghentian diumumkan mendadak sehingga banyak anggota jemaah telanjur dalam perjalanan ke Arab Saudi.
Kementerian Haji Arab Saudi mencatat, sedikitnya 450.000 anggota jemaah umrah dipulangkan dari Arab Saudi selepas pengumuman itu. Selain dari kerajaan itu, pemulangan juga dilakukan dari negara lain yang menjadi lokasi transit penerbangan menuju Arab Saudi.
Sejumlah analis menyebut, penundaan haji dan umrah membuat Riyadh kehilangan pendapatan miliaran dollar AS. Setiap tahun, Arab Saudi mendapat hingga 12 miliar dollar AS atau Rp 162 triliun apabila nilai tukar Rp 13.500 per dollar AS.
Dalam pengumuman pada Maret, Riyadh menyatakan, keputusan itu mempertimbangkan laju infeksi Covid-19 di Arab Saudi dan negara lain. Covid-19 juga memaksa Arab Saudi memberlakukan pembatasan gerak dan jam malam di banyak kota.
Sejak pertengahan Mei, Riyadh mengumumkan rencana pelonggaran pembatasan. Walakin, dalam tiga hari terakhir, Arab Saudi mencatat lebih dari 3.000 kasus baru per hari sejak Sabtu lalu. Kini tercatat 105.283 infeksi Covid-19 di sana.
Karena itu, Riyadh kembali memberlakukan jam malam dan pembatasan gerak di Jeddah yang merupakan pintu masuk utama jemaah dari negara lain. Arab Saudi juga kembali menutup 71 masjid di Jeddah setelah ditemukan 19 anggota jemaah dan pengelola masjid terinfeksi Covid-19.
Riyadh juga membeli 14 juta masker dari China. Semuanya telah mendarat di Jeddah dan akan dibagikan kepada penduduk setempat.***rtr/mpc/bs