Gaza City(MedanPunya) Militer Israel dilaporkan mulai memompa air laut ke dalam terowongan bawah tanah di Jalur Gaza yang diduga kuat digunakan oleh Hamas dalam operasinya. Tel Aviv sebelumnya dilaporkan mempertimbangkan untuk membanjiri jaringan terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.
Informasi itu dilaporkan oleh media terkemuka Wall Street Journal (WSJ), yang mengutip sejumlah pejabat Amerika Serikat (AS) yang mendapatkan informasi soal operasi militer Israel di Jalur Gaza, dalam laporannya pada Selasa (12/12) waktu setempat.
Laporan WSJ menyebut bahwa upaya membanjiri terowongan dengan air dari Laut Mediterania merupakan bagian dari strategis lebih luas yang digunakan oleh Israel untuk menghancurkan jaringan terowongan bawah tanah di Jalur Gaza.
Upaya ini dilaporkan masih dalam tahap awal. Langkah membanjiri terowongan bawah tanah di Jalur Gaza itu diperkirakan akan memakan waktu selama berminggu-minggu.
Menurut para pejabat AS yang dikutip WSJ dalam laporannya, jaringan terowongan bawah tanah itu membentang sepanjang 300 mil atau 482 kilometer di wilayah Jalur Gaza dan penggunaan pintu anti ledakan yang tebal sedang dikaji oleh Israel.
Proses untuk mulai membanjiri terowongan bawah tanah itu dimulai bersamaan dengan pemasangan dua pompa tambahan oleh Israel, untuk melengkapi lima pompa yang telah dipasang sebulan sebelumnya.
Tes pendahuluan, menurut para sumber pejabat AS, telah dilakukan bulan lalu.
Langkah tersebut, yang pertama kali dilaporkan oleh WSJ awal bulan ini, telah menuai kritikan. Beberapa pihak menyebut langkah semacam itu akan menciptakan bencana lingkungan dan memperburuk situasi air bersih di Jalur Gaza.
Beberapa pejabat dari pemerintahan Presiden AS Joe Biden telah menyatakan kekhawatiran mereka, dan menilai penggunaan air laut mungkin tidak efektif dan bisa membahayakan pasokan air tawar di Jalur Gaza.
Israel meyakini sistem terowongan bawah tanah menjadi kunci operasi Hamas di medan pertempuran.
Israel membombardir Jalur Gaza dari udara dan darat, melakukan pengepungan dan mengerahkan serangan darat sebagai respons atas serangan mengejutkan Hamas pada 7 Oktober lalu. Para pejabat Tel Aviv menyebut sekitar 1.200 orang, sebagian besar warga sipil, tewas akibat serangan itu.
Lebih dari 240 orang lainnya disandera Hamas dan ditahan di Jalur Gaza, dengan beberapa diduga ditahan di dalam terowongan bawah tanah tersebut. Data terbaru otoritas Israel menyebut sedikitnya 139 sandera masih ditahan di Jalur Gaza.
Rentetan serangan Israel itu, menurut otoritas kesehatan Gaza, telah menewaskan sedikitnya 18.412 orang, sebagian besar warga sipil, dan melukai sekitar 50.100 orang lainnya.***dtc/mpc/bs