Labura(MedanPunya) Polisi menangkap tiga pelaku dalam kasus penculikan remaja bernama Ade Oktari Syahfitri (18) di Kabupaten Labuhanbatu Utara (Labura), Sumatera Utara (Sumut). Saat ini, ada tiga pelaku utama dalam kasus tersebut yang masih dalam pengejaran pihak kepolisian.
“Sementara masih tiga yang kita amankan. Selebihnya masih kita kejar, kita duga ada tiga orang lagi. Tiga orang ini aktor utamanya,” kata Kasat Reskrim Polres Labuhanbatu AKP Teuku Rivanda Ikhsan, Jumat (22/11).
Rivanda menyebut ketiga orang ini lah yang diduga mempunyai masalah transaksi narkoba dengan keluarga korban. Selain itu, para pelaku tersebut juga yang menodongkan senjata api ke korban. Perwira pertama Polri itu menyebut ada dua senjata api yang saat itu ditodongkan ke korban.
“Karena dia (aktor utama) yang punya permasalahan sepertinya dan juga yang di video pengancaman itu dia yang pakai senpi itu,” jelasnya.
Rivanda mengatakan keluarga korban yang diduga terlibat dalam sindikat narkoba itu adalah abang korban. Uang tebusan sebesar Rp 400 juta yang awalnya diminta oleh para pelaku itu diduga merupakan uang transaksi narkoba yang belum dibayarkan abang korban kepada para pelaku.
“Iya diduga (abangnya). Itu keterangan pelaku, katanya abangnya (korban) punya utang dengan para pelaku, ya terkait bisnis itulah kira-kira. Iya (sindikat narkoba),” ujarnya.
Dia menyebut terkait dengan permasalahan sindikat narkoba itu nantinya akan didalami oleh Satresnarkoba. Rivanda mengatakan saat ini mereka masih fokus pada kasus penculikan korban.
“Kita kemarin fokusnya ke korban penculikan. Untuk perkara narkoba belum bisa kita pastikan, akan kita serahkan ke satnarkoba,” pungkasnya.
Sebelumnya diberitakan, Ade diculik sejumlah orang bersenjata api saat tengah berada di rumahnya di Jalan Pandawa, Lingkungan IV Wonosari, Kecamatan Kualuh Hulu, Minggu (17/11). Saat kejadian, korban tengah sendiri di rumah tersebut.
Lalu, tiba-tiba ada sejumlah orang datang dan langsung masuk ke rumah tersebut untuk menculik korban. Setelah itu, korban dimasukkan ke dalam mobil yang dikemudikan para pelaku.
“Jadi, anak ini tiba-tiba didatangi sama satu mobil dan satu sepeda motor, orangnya langsung masuk ke dalam rumah karena pada saat itu cuman anak itu sendiri di rumah. Jadi, langsung ditarik dipaksa masuk ke dalam mobil,” kata Rivanda, Kamis (21/11).
Pada akhirnya, peristiwa itu dilaporkan ke Polsek Kualuh Hulu. Pihak kepolisian yang menerima laporan itu lalu mencari keberadaan korban dan menemukannya di Provinsi Sumatera Barat (Sumbar), Rabu (20/11).
Saat proses penculikan itu, kata Rivanda, para pelaku juga menodongkan senjata api ke korban. Selain itu, para pelaku meminta uang tebusan sebanyak Rp 400 juta.
“Ya (ditodong), sementara kita duga senpi, sempat dibawa ke Riau dulu. Kemudian, kita lakukan pengejaran sampai kita kita temukan korban di Sumbar. Dimintai tebusan Rp 400 juta,” jelasnya.
Rivanda menyebut motif penculikan itu diduga berkaitan dengan narkoba. Dia mengatakan ada keluarga korban yang terlibat dalam sindikat narkoba. Lalu, ada permasalahan antara keluarga korban dengan para pelaku hingga berujung pada penculikan.
“Tapi kami diduga ini berkaitan dengan jaringan sindikat narkoba. Jadi, kita duga ada keluarga korban ini yang bagian sindikat, karena nggak selesai permasalahan, sehingga diculik,” sebutnya.
Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Syafrudin memerinci ada tiga pelaku yang ditangkap terkait kasus itu. Ketiganya adalah RIS (28), PTS (34) dan STH (25).
Syafrudin menyebut ketiga pelaku ini masih satu keluarga. PTS merupakan abang kandung RIS, sedangkan STH adalah istri RIS. Ketiganya merupakan warga Provinsi Riau.
“PTS merupakan abang kandung dari RIS dan STH adalah istri dari pada RIS,” jelasnya.***dtc/mpc/bs