Medan(MedanPunya) Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) Edy Rahmayadi bercerita bahwa dia tak boleh menyebut kata ‘Aman’ gara-gara dipakai menjadi singkatan Paslon Akhyar Nasuiton-Salman Alfarisi di Pilkada Medan. Padahal, kata Edy, ‘Aman’ merupakan salah satu visi-misinya, yaitu ‘Sumut Aman’.
Hal ini disampaikan Edy saat Rapat Koordinasi Pencegahan Korupsi Melalui Optimalisasi Penerimaan Pajak Daerah bersama Pimpinan KPK Lili Pintauli Siregar. Edy awalnya bercerita soal pendapatan daerah di Sumut dari pajak.
“Saya ingin mencontohkan begini, pendapatan daerah yang baru kemarin diketok oleh DPRD Sumut itu adalah Rp 5,9 triliun dari Rp 5,9 triliun ini, kita dapatkan dari pajak itu Rp 5,4 triliun. Jadi 97% itu dari pajak,” kata Edy dalam sambutannya di Medan, Rabu (2/12).
Edy berharap pendapatan dari pajak bisa dimaksimalkan. Dia menyinggung Singapura yang bisa mendapat pajak hingga 99%.
Menurut Edy, hal itu terjadi karena Singapura hanya mengandalkan pendapatan dari pajak. Dia menyebut Singapura tak punya lahan luas untuk dikelola.
“Karena potensi wilayah dia memang tak ada. Mau nanam cabai di situ nggak hidup itu. Tapi cabai yang paling banyak saat ini di Asia, di Singapura, kenapa dia kerjakan itu? Supaya pajak itu benar-benar,” jelasnya.
Dia kemudian menyinggung soal lahan di Deli Serdang yang bisa dikelola untuk pendapatan daerah non-pajak serta masalah pembebasan lahan untuk Sport Center. Edy mengatakan persoalan pembebasan lahan tidak kunjung usai.
“Pak Dadang (Kanwil BPN Sumut), pagi-pagi dia laporan ke saya, ‘Pak Edy, Sport Center digosok orang lagi. Pak Edy siap-siap dilaporkan’,” ucapnya.
Dia mengaku tak khawatir dilaporkan. Yang penting, katanya, permasalahan lahan bisa cepat tuntas agar visi-misi Sumut ‘Sejahtera, Aman, Bermartabat’ tercapai.
Saat berbicara soal visi-misi ini, Edy menyebut dia ditegur gara-gara mengucapkan kata ‘Aman’. Hal ini, kata Edy, dipicu Akhyar Nasution-Salman Alfarisi yang menggunakan singkatan ‘Aman’ di Pilkada Medan.
“Aduh, ini lagi, sejahtera, aman, bermartabat. Saya sudah ditegur orang, ‘Pak, jangan aman. Sebelum Pak Akhyar sama Salman itu jadi Aman’,” tutur Edy.
“Sekarang yang sudah diketok DPR, visi dan misi ada ‘Aman’-nya tak boleh diucapkan. Kacau,” sambung Edy.***dtc/mpc/bs