Jakarta(MedanPunya) Presiden Joko Widodo meminta masyarakat Indonesia menghindari praktik-praktik keagamaan yang eksklusif dan tertutup. Sebab, hal tersebut akan menimbulkan penolakan dan pertentangan.
“Praktik-praktik keagamaan yang eksklusif, yang tertutup harus kita hindari. Karena sikap ini pasti akan memicu penolakan-penolakan dan akan menimbulkan pertentangan-pertentangan,” kata Jokowi saat membuka Musyawarah Nasional IX Lembaga Dakwah Islam Indonesia (LDII) di Istana Negara, Jakarta, Rabu (7/4).
Jokowi menyebut sikap tertutup dan eksklusif tidak sesuai dengan Bhinneka Tunggal Ika.
Sikap tertutup, kata dia, akan memicu dan meningkatkan intoleransi serta merusak sendi-sendi kebangsaan.
Sebaliknya, Jokowi mengajak masyarakat bersikap toleran. Menurut dia, toleransi merupakan sebuah keharusan, apalagi di tengah perbedaan agama, suku, dan ras masyarakat Indonesia.
“Saling menghargai segala perbedaan termasuk perbedaan keyakinan, saling menghormati dan belajar dari orang lain sehingga tercapai kesamaan sikap yang saling menghormati dalam perbedaan-perbedaan,” ujar Jokowi.
Jokowi mengaku, pemerintah akan terus berupaya mendorong moderasi beragama.
Sikap-sikap yang tidak toleran apalagi yang disertai dengan kekerasan fisik maupun verbal, kata dia, harus hilang dari bumi pertiwi.
Sikap keras dalam beragama yang menimbulkan perpecahan di masyarakat tidak boleh ada di Tanah Air.
Sebaliknya, masyarakat harus berpedoman pada ajaran keagamaan yang sejuk, ramah, mengedepankan toleransi, serta menjauhi sikap yang tertutup dan eksklusif.
Pemerintah, kata Jokowi, bakal bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi-sendi kebangsaan.
“Dan pemerintah sekali lagi tidak akan membiarkan tumbuhnya sikap-sikap tidak toleran dan sikap-sikap tertutup itu,” kata dia.***kps/mpc/bs