Washington(MedanPunya) Lebih dari 100 diplomat Amerika Serikat (AS) beserta keluarganya terbang kembali ke China di tengah pandemi virus Corona (COVID-19). Hal ini dilakukan saat AS berupaya mewujudkan rencana penempatan kembali staf diplomatik di tengah ketegangan hubungan dengan China.
Sebuah pesawat komersial yang di-charter otoritas AS lepas landas dari Bandara Dulles, Washington, pada Rabu (15/7) waktu setempat, menuju Seoul, Korea Selatan (Korsel). Di Seoul, nantinya para diplomat AS dan keluarganya akan berganti pesawat lain yang cocok untuk operasi medis dan melanjutkan penerbangan ke Guangzhou, China.
Penerbangan dari AS itu merupakan yang pertama sejak perundingan kedua negara mencapai jalan buntu sejak dua pekan lalu, karena persyaratan yang dipaksakan China kepada AS. Akibat hal itu, AS terpaksa menunda penerbangan yang telah dijadwalkan untuk 10 hari pertama bulan Juli.
Lebih dari 1.200 diplomat AS beserta keluarganya ditargetkan akan terbang ke China. Kelompok yang terbang pada Sabtu (15/7) merupakan kelompok kedua yang kembali ke China sejak pandemi Corona merebak.
Diketahui bahwa para staf diplomatik AS dievakuasi dari China pada Februari lalu, akibat pandemi Corona. Kini, AS tengah berupaya menempatkan kembali staf-staf diplomatiknya secara penuh di China.
Email dari Departemen Luar Negeri AS tertanggal 15 Juli yang dilihat Reuters menyebut ada lebih banyak penerbangan ke China yang tengah diatur.
Hubungan bilateral AS dan China memburuk ke level terendah dalam beberapa dekade terakhir. Kedua negara bersitegang dalam beberapa isu termasuk penanganan pandemi Corona oleh China, isu perdagangan bilateral dan soal Undang-undang (UU) keamanan Hong Kong yang baru.
Perundingan antara kedua negara soal pengiriman kembali diplomat AS ke China telah berlangsung beberapa pekan ini. Isu yang menjadi sumber ketidaksepakatan kedua negara ada pada prosedur tes dan karantina juga soal frekuensi penerbangan serta berapa banyak penumpang yang bisa diterbangkan dalam sekali penerbangan.
Pihak China meminta agar tes Corona dilakukan di laboratorium-laboratorium lokal setibanya para diplomat AS di China. Namun diplomat-diplomat AS bersikeras bahwa menyetujui persyaratan itu jelas bertentangan dengan Konvensi Wina tahun 1961 soal Hubungan Diplomatik.***dtc/mpc/bs