Jakarta(MedanPunya) Eks Menteri BUMN Dahlan Iskan menilai peran Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir di dalam Komite Penanganan COVID-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) mirip perdana menteri.
Di tim tersebut Erick Thohir menduduki jabatan sebagai ketua pelaksana. Di bawah Erick Thohir ada Ketua Satgas Penanganan COVID-19 yaitu Kepala BNPB Doni Monardo, da Ketua Satgas PEN yaitu Wakil Menteri 1 BUMN Budi Gunadi Sadikin.
“Memang pembentukan tim ini seperti menempatkan Erick Thohir sebagai mirip perdana menteri. Tapi saya belum melihat apakah akan punya wewenang setinggi itu,” kata Dahlan dikutip dari situs web resminya disway.id.
Erick Thohir perlu memerhatikan bahwa di atasnya masih ada ketua, yaitu Menteri Koordinator Perekonomian Airlangga Hartarto. Wakilnya adalah Menko Kemaritiman dan Investasi, Menko Polhukam, Menko PMK, Menteri Keuangan, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri.
Dahlan menilai Erick Thohir perlu bersikap dengan tepat. Namun para Menko juga diimbau tak mudah tersinggung dan merasa dilangkahi.
“Maka sikap mengalah dan menekan ego di jajaran para Menko tadi memang sangat menentukan. Kita pun ingat: jasa seseorang terhadap bangsa ini tidak hanya datang dari mereka yang memimpin. Tapi juga dari mereka yang mengalah,” sebutnya.
Tapi Dahlan yakin bahwa Erick Thohir dan ketua satgas di bawahnya bisa menghindari konflik-konflik semacam itu.
“Misalnya ketika Tim Erick Thohir sering melapor langsung ke presiden. Atau presiden memanggil langsung Tim Erick Thohir. Saya lihat Erick Thohir punya kepribadian yang bisa menjaga kehormatan para senior itu. Demikian juga Budi Sadikin dan Doni Monardo. Tiga-tiganya bukan tipe orang yang potensial konflik,” jelasnya.
Dahlan menilai Erick Thohir perlu bersikap dengan tepat. Namun para Menko juga diimbau tak mudah tersinggung dan merasa dilangkahi.
“Maka sikap mengalah dan menekan ego di jajaran para Menko tadi memang sangat menentukan. Kita pun ingat: jasa seseorang terhadap bangsa ini tidak hanya datang dari mereka yang memimpin. Tapi juga dari mereka yang mengalah,” sebutnya.
Tapi Dahlan yakin bahwa Erick Thohir dan ketua satgas di bawahnya bisa menghindari konflik-konflik semacam itu.
“Misalnya ketika Tim Erick Thohir sering melapor langsung ke presiden. Atau presiden memanggil langsung Tim Erick Thohir. Saya lihat Erick Thohir punya kepribadian yang bisa menjaga kehormatan para senior itu. Demikian juga Budi Sadikin dan Doni Monardo. Tiga-tiganya bukan tipe orang yang potensial konflik,” jelasnya.
“Seharusnya bisa. Kita ini orang baik-baik. Lihatlah menteri pertanian. Toh biasa-biasa saja. Meski presiden menunjuk menteri pertahanan sebagai penanggung jawab lumbung pangan di Kalteng. Menteri kesehatan juga baik-baik saja. Meski untuk urusan COVID-19 dibentuk Tim Doni Monardo,” ujarnya.
Apalagi, lanjut Dahlan, Erick Thohir memang punya kemampuan untuk membangkitkan ekonomi. Budi Sadikin punya kapasitas untuk membuat terobosan kemajuan. Dia merupakan seorang teknokrat dengan latar belakang yang dianggapnya istimewa, yaitu ilmu nuklir (ITB) dan ilmu perbankan plus manajemen (Citibank dan Bank Mandiri).
“Doni Monardo juga pandai bikin terobosan –di tengah beratnya persoalan. Sangat mungkin, bagi Doni, persoalan otoritas lebih berat dari COVID-nya sendiri. Kini Doni Monardo bisa mendapat keputusan cepat dari Erick Thohir. Hanya masalahnya tetap: apakah tim Doni Monardo sudah akan bisa mem-by pass birokrasi, termasuk sampai di seluruh pemda,” tambahnya.***dtc/mpc/bs