Medan(MedanPunya) Jumlah penduduk miskin di Sumatera Utara (Sumut) naik 0,12 persen menjadi 1,28 juta jiwa pada Maret 2020. Gubsu Edy Rahmayadi menilai hal itu dipicu adanya pandemi virus Corona atau COVID-19.
“Udah pasti itu, dampak dari COVID ini akan menambah orang-orang miskin,” kata Edy di rumah dinas Gubsu, Jalan Sudirman, Medan, Kamis (23/7).
Edy menjelaskan orang yang masuk kategori miskin disebabkan pendapatannya tidak sesuai dengan kebutuhan. Edy mengatakan pihaknya segera membuat kebijakan untuk menangani masalah tersebut.
“Miskin ini bukan berarti fakir miskin ya, pendapat yang tidak sesuai dengan kebutuhan. Itu namanya miskin. Inilah yang harus disikapi oleh pemerintah, termasuk gubernur, bupati dan wali kota,” ujarnya.
Edy mengatakan pihaknya juga sedang mempersiapkan bantuan melalui refocusing anggaran tahap kedua. Bantuan rencananya berupa stimulus untuk sektor produktif.
“Di dalam dana refocusing itu kan ada tiga. Satu kesehatan, dua jaring pengaman sosial (JPS), yang ketiga adalah stimulus. Yang pertama itu kan kemarin Rp 300 miliar difokuskan kepada JPS. Sekarang mungkin kita beralih ke produktif, yaitu pertanian, perikanan, peternakan,” jelasnya.
Pemprov Sumut sendiri telah menyalurkan bantuan sembako kepada 1,3 juta kepala keluarga terdampak Corona di Sumut. Secara total, ada dana Rp 1,5 triliun yang disiapkan Pemprov Sumut untuk mengatasi dampak penyebaran COVID-19.
Sebelumnya, BPS Sumut melalui situs resmi miliknya merilis berita resmi statistik. Angka kemiskinan di Sumut naik 0,12 poin dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen per Maret 2020.
“Angka kemiskinan Sumatera Utara mengalami peningkatan sebesar 0,12 poin, yaitu dari 8,63 persen pada September 2019 menjadi 8,75 persen pada Maret 2020. Angka kemiskinan ini setara dengan 1,28 juta jiwa pada Maret 2020,” tulis BPS.***dtc/mpc/bs