Labuhanbatu(MedanPunya) Satu video yang menyebutkan seorang kakek meninggal dunia usai dihadang petugas pengamanan masuk ke dalam masjid saat kunjungan kerja (kunker) Presiden Joko Widodo di Kabupaten Labuhanbatu, Sumatera Utara (Sumut), viral di media sosial. Begini penjelasan polisi soal kejadian itu.
Berdasarkan video viral yang dilihat, Selasa (19/3), tampak ada dua video yang diunggah di akun tersebut. Pada video pertama, tampak lokasi kejadian berada di depan salah satu masjid. Di depan masjid itu, sudah ramai petugas melakukan pengamanan.
Lalu, tiba-tiba korban yang saat itu tengah mengenakan jubah berwarna abu-abu datang dan ingin masuk ke masjid itu. Namun, petugas keamanan wanita yang berjaga di lokasi merentangkan tangannya, menghadang kakek itu masuk.
Kakek itu berjalan sambil meminta izin kepada petugas keamanan wanita itu agar diperbolehkan masuk. Namun, petugas itu melarang dan menggeser tubuh korban ke pinggir.
Pada saat yang bersamaan ada petugas kepolisian dan TNI yang datang dan hendak membawa kakek itu ke pinggir, tetapi kakek tersebut tiba-tiba tersungkur. Lalu, petugas kepolisian dan TNI itu mengangkat tubuh korban dan membawanya ke pinggir jalan.
Tak lama, kakek tersebut pun tak sadarkan diri dan langsung dibopong oleh petugas keamanan. Pada saat yang bersamaan, rombongan Presiden Jokowi tiba di masjid tersebut untuk menunaikan salat Jumat.
Pada video kedua, tampak korban sudah terbujur kaku di rumah sakit. Pada saat itu, korban masih mengenakan jubah yang sebelumnya dipakainya saat hendak masuk ke masjid tersebut.
Sejumlah anggota keluarga korban yang berada di rumah sakit itu menangis histeris. Korban saat itu diketahui telah meninggal dunia.
Seorang wanita yang diduga anak korban mengatakan telah sempat melarang korban untuk tidak salat ke masjid itu karena lokasinya padat. “O yah, jangan ayah pergi yah, padat jalannya,” ujar wanita tersebut sambil menangis.
Seorang wanita lainnya mengatakan bahwa korban tetap ingin salat di masjid itu karena ingin bersalaman dengan Jokowi.
“Ondak (mau) bersalaman aku dengan Jokowi bilangnya. Gak usah salat ka situ,” ujar wanita itu menirukan percakapannya dengan korban, sebelumnya.
Kasi Humas Polres Labuhanbatu AKP Parlando Napitupulu mengatakan korban bernama Marhan Harahap (66). Peristiwa itu terjadi pada saat Jokowi hendak melaksanakan salat Jumat di Masjid Agung Rantauprapat pada 15 Maret 2024.
Parlando mengatakan korban datang bersamaan dengan datangnya rombongan Jokowi. Selain itu, pada saat itu kondisi masjid sudah penuh, sehingga masyarakat yang ingin melaksanakan salat Jumat diarahkan untuk mencari masjid lain.
“Jadi, saat itu kan sebelum presiden datang salat Jumat di Masjid Agung, orang pada sudah penuh, datang duluan sudah enggak muat lagi, yang mau sembahyang pun disarankan ke masjid lain. Kemudian, pas saat itu, hampir sama dia sampainya dengan presiden, bersamaan, dia menyeberang jalan mau masuk, mobil pengawal Paspampres pun sudah masuk, jadi dicegah dia (korban), enggak boleh masuk,” kata Parlando.
Parlando mengatakan tidak ada tindakan kekerasan yang dilakukan kepada korban. Menurutnya, petugas keamanan hanya mencegat korban dan membawanya ke bagian pinggir. Namun, saat kejadian itu, korban pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit.
“Gak ada (dilakukan tindakan kekerasan), (petugas) hanya merentangkan tangannya, enggak boleh lewat, enggak muat lagi, bukan disorong,” jelasnya.
Perwira pertama polri itu menyebut korban dilarikan ke RSUD Rantauprapat, setelah tidak sadarkan diri. Nahas, korban menghembuskan napas terakhirnya di rumah sakit. Berdasarkan hasil pemeriksaan dokter, kata Parlando, korban diduga mengidap penyakit gagal jantung kronis.
“Dia pingsan, dibopong, digendong, dibawa ke rumah sakit, sampai rumah sakit meninggal. Kita tanyakan juga ke dokter analisa penyakitnya ini, jantung kronis,” kata Parlando.
Parlando menyebut pihaknya bersama pemerintah setempat telah menyambangi rumah korban untuk menyampaikan belasungkawa. “Kapolres, Plt Bupati, Dandim, sudah melakukan kunjungan ke kediaman almarhum Bapak Marhan di Jalan Padang Bulan, Rantau Utara. Mereka juga memberikan santunan sebagai bentuk kepedulian,” ujarnya.***dtc/mpc/bs