Washington(MedanPunya) Menteri Luar Negeri dan Pertahanan Amerika Serikat dan Jepang mengadakan pembicaraan bilateral pada Selasa (16/3). Kedua negara itu memperingatkan terhadap “pemaksaan dan perilaku destabilisasi” yang dilakukan oleh China.
Kepala Pentagon Lloyd Austin dan Menteri Luar Negeri Antony Blinken berada di Jepang dalam perjalanan pertama mereka ke luar negeri. Kunjungan perdananya itu dilakukan untuk memperkuat aliansi regional dalam menghadapi pengaruh China yang kian meningkat.
Dalam pernyataan bersama yang dikeluarkan setelah pembicaraan bilateral dengan mitra Jepang, mereka memperingatkan bahwa “perilaku China, yang tidak sejalan dengan tatanan internasional yang ada, menghadirkan tantangan politik, ekonomi, militer dan teknologi.”
“Para menteri berkomitmen untuk menentang pemaksaan dan perilaku destabilisasi terhadap negara lain di kawasan itu,” tambah mereka.
Kedua belah pihak juga menyatakan “keprihatinan serius tentang perkembangan yang mengganggu baru-baru ini di kawasan tersebut”, yang secara langsung merujuk pada langkah China baru-baru ini.
Diketahui China baru saja merilis rekaman latihan pendaratan di wilayah sengketa Laut China Selatan.
“Tentara Pembebasan Rakyat (PLA) China mengerahkan angkatan laut, angkatan darat dan korps marinir serta pasukan angkatan udara untuk mengambil bagian dalam simulasi perang di sekitar Pulau Triton, di Kepulauan Paracel, untuk mengeksplorasi taktik dan metode perang gabungan,” demikian dilaporkan stasiun penyiaran CCTV pemerintah China, pada Rabu (3/3).
Lebih lanjut, Austin dan Blinken juga berkonsultasi dengan sekutu regional sebagai bagian dari tinjauan kebijakan Washington terhadap Korea Utara, yang mengecam pemerintah mereka pada Selasa (16/3) lalu.
Pernyataan bersama para menteri menyerukan lagi agar denuklirisasi Pyongyang bisa menimbulkan ancaman bagi perdamaian dan stabilitas internasional.
Sementara itu, Blinken menolak untuk memberikan komentar apapun terkait ancaman saudara perempuan Kim Jong Un, yang memperingatkan Washington agar tidak “berjuang untuk menyebarkan bau mesiu di tanah kami dari seberang lautan”.
“Kami sedang melihat apakah berbagai langkah tekanan tambahan bisa efektif, apakah ada jalur diplomatik yang masuk akal, semua itu sedang ditinjau,” kata Blinken.
“Ke depan kami memiliki tekad bersama untuk menghadapi tantangan yang ditimbulkan oleh Korea Utara, terutama dalam hal program rudal nuklirnya, serta tentu saja pelanggaran hak asasi manusia,” tambahnya.
***dtc/mpc/bs