Moskow(MedanPunya) Pemerintah Rusia mengusir pejabat tinggi diplomatik Amerika Serikat (AS) di Moskow saat ketegangan masih tinggi dengan negara Barat terkait Ukraina. Dalam tanggapannya, pemerintah AS menyebut langkah Rusia itu ‘tidak beralasan’ dan memperingatkan akan meresponsnya.
Kementerian Luar Negeri Rusia mengumumkan bahwa Bart Gorman yang merupakan pejabat tinggi nomor dua AS di negara itu terpaksa meninggalkan Moskow guna merespons apa yang disebut ‘pengusiran tidak beralasan’ terhadap seorang pejabat senior Rusia oleh AS.
Rusia menuduh AS telah mengobarkan ‘perang visa’. Gorman diketahui secara resmi menjabat sebagai Wakil Kepala Misi AS di Moskow.
Secara terpisah, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS menyatakan Gorman sebenarnya telah meninggalkan Rusia sejak pekan lalu. Tidak diketahui secara jelas mengapa pengusirannya baru diumumkan oleh Rusia pada Kamis (17/2) waktu setempat.
“Tindakan Rusia terhadap DCM (Wakil Kepala Misi) kami tidak beralasan dan kami menganggap ini sebagai langkah eskalasi dan tengah mempertimbangkan respons kami,” ucap juru bicara Departemen Luar Negeri AS.
Pengusiran diplomat top AS ini dilakukan di tengah kebuntuan berbulan-bulan terkait pengerahan lebih dari 150.000 tentara Rusia ke dekat perbatasan Ukraina.
Pada Kamis (17/2) waktu setempat, Presiden Joe Biden menyatakan ada setiap indikasi Rusia berencana menyerang Ukraina dalam beberapa hari ke depan dan tengah mempersiapkan dalih untuk membenarkan serangan itu.
Pernyataan itu disampaikan Biden meskipun Rusia beberapa kali mengumumkan penarikan tentaranya menjauh dari dekat perbatasan Ukraina.
Gorman yang merupakan pejabat AS paling senior kedua dalam Kedutaan Besar AS di Moskow, sebelumnya menjabat sebagai wakil asisten sekretaris pada Departemen Luar Negeri AS dan asisten direktur untuk penyelidikan dan analisis ancaman, yang mengawasi ancaman-ancaman terhadap personel diplomatik AS.
Dia juga menjabat sebagai petugas keamanan regional pada Dinas Keamanan Diplomatik AS, sayap penegakan hukum dan keamanan pada Departemen Luar Negeri AS. Dia pernah ditugaskan di beberapa negara seperti Irak, Yordania dan China.
Selain bersitegang soal Ukraina, AS dan Rusia juga terlibat perselisihan diplomatik di ibu kota masing-masing. Juru bicara Departemen Luar Negeri AS menyatakan Gorman memiliki visa yang valid dan telah bertugas di Rusia kurang dari tiga tahun.
AS sebelumnya mengatakan bahwa para diplomat Rusia yang sudah tinggal lebih lama dari tiga tahun, harus meninggalkan wilayahnya.
“Sebagai respons, Rusia mewajibkan para diplomat AS untuk pergi sebelum masa tiga tahun berakhir, dengan memberikan mereka waktu dua pekan untuk meninggalkan negara itu, dan menyebutnya sama. Itu tidak sama,” tegas juru bicara Departemen Luar AS, sembari menyebut langkah balasan Rusia itu membuat jumlah staf di Kedutaan AS di Moskow menjadi lebih sedikit dibandingkan jumlah diplomat Rusia di Washington DC.
Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pernyataannya menyebut langkah pengusiran Gorman itu dimaksudkan untuk ‘secara tegas merespons pengusiran tidak beralasan’ seorang menteri-konselor Rusia di Washington DC, meski Rusia meminta agar pejabat itu diperbolehkan tinggal hingga penggantinya datang.
Kementerian Luar Negeri Rusia tidak menyebut nama diplomat Rusia yang diusir dari AS dan tidak menyebut kapan dia dipaksa meninggalkan AS. Namun Rusia menolak laporan-laporan media yang disebutnya secara keliru menggambarkan pengusiran Gorman sebagai ‘eskalasi yang hampir disengaja oleh pihak Rusia’.***dtc/mpc/bs