Ankara(MedanPunya) Menteri Luar Negeri (Menlu) Turki Mevlut Cavusoglu mengatakan bahwa sejumlah negara NATO ingin konflik di Ukraina terus berlanjut.
“Ada negara-negara di Barat yang ingin perang berlanjut, dengan negara-negara anggota NATO di antara mereka. Maksud saya tidak hanya Amerika Serikat tetapi juga negara-negara anggota NATO,” kata Menlu Turki itu.
“Ada juga yang ingin menyabotase kesepakatan gandum. Namun ini bukan AS. AS berkontribusi [pada kesimpulan kesepakatan biji-bijian], termasuk mencabut pembatasan ekspor pupuk Rusia, membuka blokir pelabuhan dan [mencabut pembatasan] pada operasi perbankan,” ujarnya.
“Namun ada juga negara-negara Eropa yang ingin menyabotase ini. Kami tidak kehilangan harapan dan melanjutkan upaya kami,” katanya dalam sebuah wawancara dengan saluran TV Haber Global.
Enam bulan sudah invasi Rusia ke Ukraina berlangsung sejak dimulai pada 24 Februari lalu. Pasukan Rusia terus melancarkan serangan-serangannya di Ukraina.
Dalam serangan rudal terbaru yang dilakukan Rusia di Ukraina, sedikitnya 22 orang tewas menurut Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky. Serangan rudal itu menghantam Stasiun Kereta Api Chaplyne di Oblast Dnipropetrovsk, Ukraina.
“Chaplyne adalah penderitaan kita hari ini. Sampai saat ini, ada 22 tewas, lima di antaranya terbakar di dalam mobil, seorang remaja meninggal, dia berusia 11 tahun, sebuah roket Rusia menghancurkan rumahnya,” kata Zelensky.
Serangan tersebut terjadi pada Rabu (24/8) waktu setempat, bertepatan dengan Hari Kemerdekaan Ukraina. Zelensky mengatakan otoritas Ukraina akan terus melakukan pencarian dan evakuasi korban dalam insiden itu.
“Operasi pencarian dan penyelamatan di stasiun kereta api terus berlanjut,” kata Zelensky.
“Kita pasti akan membuat penjajah menanggung semua yang telah mereka lakukan. Dan kita pasti akan mengusir penjajah dari tanah kita,” imbuhnya.***dtc/mpc/bs