Jakarta(MedanPunya) Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan inflasi sepanjang tahun 2020 sebesar 1,68 persen.
Sementara untuk inflasi pada bulan Desember 2020 sebesar 0,45 persen (month to month/mtm).
Deputi Bidang Statistik, Distribusi dan Jasa BPS Setianto menjelaskan, dari 90 kota Indeks Harga Konsumen (IHK), sebanyak 87 kota mengalami inflasi.
Sementara sisanya, sebanyak tiga kota mengalami deflasi.
“Dari 90 kota IHK, inflasi tertinggi adalah Gunung Sitoli sebesar 1,87 persen, utamanya disebabkan oleh kenaikan harga cabe merah dengan andil 0,64 persen, kemudian cabe rawit dengan andil 0,38 persen,” jelas Setianto dalam keterangan pers secara virtual, Senin (4/1).
Inflasi terendah terjadi di Tanjung Silor, dengan tingkat inflasi sebesar 0,05 persen.
Di sisi lain, untuk kota yang mengalami deflasi, paling tinggi terjadi di Luwuk dengan tingkat deflasi minus 0,26 persen.
“Utamanya untuk deflasi di Luwuk adalah andil dari cabai merah 0,1 persen, kemudian angkutan udara 0,09 persen,” jelas Setianto.
Sementara untuk deflasi terendah terjadi di Ambon dengan tingkat deflasi sebesar minus 0,07 persen.
Setianto menambahkan, tren inflasi terus mengalami peningkatan sejak Oktober 2020 bila melihat tingkat inflasi secara bulanan.
Pada Oktober 2020, tingkat inflasi sebesar 0,07 persen, kemudian meningkat di bulan November menjadi 0,28 persen, dan di tahun 2020 kembali meningkat menjadi 0,45 persen.
Tren serupa terjadi bila melihat tingkat inflasi tahun kalender 2020 di setiap bulannya.
“Dilihat secara tahunan, year on year, ini juga mengalami tren yang meningkat di tahun 2020, sejak Agustus, dengan inflasi sebesar 1,32 persen di Agustus, dan 1,68 persen di Desember,” jelas Setianto.***kps/mpc/bs