Jakarta(MedanPunya) Pelaku pasar keuangan dan investor diharapkan tidak perlu panik dengan kondisi saat ini karena Indonesia memiliki kondisi ekonomi yang baik.
Chief Economist Permata Bank Josua Pardede mengatakan, ekonomi Indonesia masih dalam kondisi yang kuat.
“Saya sependapat bahwa ekonomi Indonesia masih relatif ada sisi positifnya,” kata dia dikutip dari tayangan YouTube KompasTV, Rabu (9/4).
Ia menambahkan, paparan dampak dari ekspor Indonesia ke Amerika Serikat (AS) itu tidak lebih besar dibandingkan dengan negara-negara lain.
Pengenaan tarif impor AS senilai 32 persen ke Indonesia memang akan berdampak pada perlambatan kinerja ekspor yang akan dilakukan Indonesia ke AS, terutama dari komoditas seperti alas kaki, tekstil, garmen, dan produk elektronik.
“Tapi secara keseluruhan mestinya dari sisi kinerja transaksi berjalan, kinerja perdagangan kita itu masih dalam kondisi yang baik,” imbuh dia.
Josua berharap, hal seperti itu yang perlu untuk dikomunikasikan ke regulator kepada investor dan pelaku pasar keuangan.
“Sehingga tidak terjadi kepanikan yang berlebihan,” tambah dia.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, Bank Indonesia (BI) telah melakukan langkah stabilisasi di pasar spot, domestik, dan pasar SBN.
“Dari sisi suku bunga acuan, BI masih mempertahankan suku bunga acuan di 5,75 persen. Ini juga merupakan langkah untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,” tutup dia.
Sebagai informasi, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak di zona hijau pada awal perdagangan Bursa Efek Indonesia (BEI), Rabu (9/4).
Melansir data RTI, pukul 09.01 WIB, IHSG bergerak di posisi 6.027,19 atau naik 31,04 poin (0,52 persen) dibanding penutupan sebelumnya pada level 5.978,44.
Sebanyak 155 saham melaju di zona hijau dan 175 saham di zona merah.
Sedangkan 204 saham lainnya stagnan.
Adapun nilai transaksi hingga saat ini mencapai Rp 552 miliar dengan volume 554,39 juta saham.***kps/mpc/bs