Jakarta(MedanPunya) Konflik di Timur Tengah memanas setelah Iran meluncurkan menghujani Israel dengan rudal balistik. Kondisi ini diprediksi akan mengancam pasokan minyak mentah dunia.
Serangan Iran pada hari Selasa merupakan aksi balas dendam atas pembunuhan pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah dan seorang komandan Iran di Lebanon baru-baru ini. Infrastruktur minyak Iran mungkin akan ditarget dalam serangan Israel selanjutnya.
“Konflik Timur Tengah pada akhirnya dapat berdampak pada pasokan minyak,” kata Saul Kavonic, analis energi senior di MST Marquee.
Hingga 4% dari pasokan minyak global berada dalam risiko imbas konflik yang menyelimuti Iran. Kavonic menyebut serangan atau sanksi yang lebih ketat dapat membuat harga minyak kembali menyentuh US$ 100 per barel.
Serangan rudal terbaru Iran terjadi setelah Israel mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan, dan mengintensifkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran. Sebagian besar dari 200 rudal yang diluncurkan berhasil dicegat pertahanan Israel dan AS, dan tidak ada laporan korban jiwa di Israel.
Serangan itu terjadi setelah Israel mengerahkan pasukan darat ke Lebanon selatan. Israel meningkatkan serangannya terhadap Hizbullah, kelompok militan yang didukung Iran.
Harga minyak naik hingga 2% setelah Iran meluncurkan serangannya. Brent ini diperdagangkan 1,44% lebih tinggi di harga US$ 74,62 per barel, sementara West Texas Intermediate AS berjangka naik 1,62% menjadi US$ 70,95 per barel.
Iran adalah produsen minyak terbesar ketiga di antara Organisasi Negara-negara Pengekspor Minyak (OPEC), memproduksi hampir empat juta barel minyak per hari, menurut data dari Administrasi Informasi Energi.***dtc/mpc/bs