Jakarta(MedanPunya) Dokumen kebijakan dan komitmen investasi atau comprehensive investment and policy plan (CIPP) telah diresmikan pemerintahan. Dokumen ini berisi rencana rinci investasi Just Energy Transition Partnership (JETP) Indonesia.
JETP sendiri adalah gabungan pendanaan yang dimobilisasi oleh negara-negara maju dalam rangka mendukung transisi energi di Indonesia.
Menteri BUMN Erick Thohir yang juga menjabat sebagai Menko Kemaritiman dan Investasi Ad Interim berharap setelah dokumen CIPP diresmikan, realisasi pendanaan harus berjalan. Dia menekankan agar dokumen CIPP bukan cuma buntalan kertas semata, namun ada hasil konkretnya.
“Tentu saya harap ini jangan hanya kertas paperwork saja tapi bersama sama bagaimana implementasi komitmen sama sama untuk Indonesia lebih baik dan bersahabat untuk kemanusiaan beradab,” sebut Erick dalam peluncuran CIPP JETP di Kantor Kementerian ESDM Jakarta Pusat, Selasa (21/11).
Dalam dokumen CIPP, program pendanaan JETP senilai US$ 20 miliar atau sekitar Rp 308 triliun JETP difokuskan untuk membangun perekonomian rendah karbon di Indonesia.
CIPP akan dievaluasi berkala untuk menyesuaikan dengan perkembangan pasar terkini dan prioritas kebijakan. Untuk versi 2023, CIPP JETP difokuskan bagi proyek-proyek efisiensi energi dan elektrifikasi alias sektor ketenagalistrikan.
Jika ditotal, ada lima bidang investasi (investment focus area/IFA) JETP yang disepakati di dalam CIPP. Investasi total yang dibutuhkan sendiri ada US$ 97,1 miliar untuk tahun 2020-2030. Berikut ini rinciannya:
Advertisements
1. IFA 1: Pengembangan Jaringan Transmisi dan Distribusi Listrik; sekitar 14.000 km rangkaian transmisi yang memakan biaya hingga US$19,7 miliar pada 2030
2. IFA 2: Pemensiunan Dini dan Managed Phase-out Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Batubara, retrofitting fleksibilitas batubara dan pemensiunan dini yang memerlukan dana hingga US$2,4 miliar pada 2030
3. IFA 3: Akselerasi Energi Terbarukan Dispatchable, pengembangan kapasitas sebesar 16,1 GW pada 2030, yang memakan biaya hingga US$49,2 miliar pada 2030
4. IFA 4: Akselerasi Energi Terbarukan Variabel (VRE) pengembangan kapasitas sebesar 40,4 GW pada 2030, yang memakan biaya hingga US$25,7 Miliar pada 2030
5. IFA 5: Pengembangan Rantai Pasokan Energi Terbarukan
Berdasarkan sekitar 1.000 proyek yang dikumpulkan dari lima IFA Pemerintah Indonesia, lebih dari 400 proyek diidentifikasi sebagai proyek prioritas JETP yang memerlukan investasi minimum sebesar US$67,4 miliar.***dtc/mpc/bs