Jakarta(MedanPunya) Produksi bahan bakar minyak (BBM) berbasis bioetanol dari kelapa sawit Indonesia semakin meningkat. Kini, jumlah produk bioetanol melampaui produksi minyak mentah nasional.
Hal tersebut seperti diungkapkan Sekretaris Jenderal Dewan Energi Nasional (DEN), Djoko Siswanto.
“Minyak sawit aja untuk bahan baku BBN (Bahan Bakar Nabati) yang produksi sudah jauh melebihi crude (oil) yaitu kurang lebih 850 ribu BOPD (barrel of oil per day),” ucap Sekretaris Jenderal DEN Djoko Siswanto, Jumat (12/1).
Djoko kemudian menjelaskan jumlah produksi minyak minyak mentah Indonesia saat ini terus menurun, tepatnya berada di bawah 600 ribu BOPD. Pada pekan ketiga Januari, Djokoko pun mengaku akan meninjau kilang green fuel yang bisa memproduksi BBN termasuk bioavtur.
“Bahan bioetanol tidak hanya rumput laut, tebu dan lain-lain juga bisa. (malah) mending pakai minyak sawit saja (sebagai) bahan baku untuk BBN,” terangnya.
Sebagai informasi, bioetanol adalah etanol atau senyawa alkohol yang diperoleh melalui proses fermentasi biomassa dengan bantuan mikroorganisme. Bioetanol merupakan salah satu bentuk energi terbarukan yang diproduksi dari berbagai tumbuhan, seperti tebu, kentang, singkong, maupun jagung.
Karena terbuat dari tumbuh-tumbuhan, bioetanol masuk dalam kategori bahan kimia ramah lingkungan (green chemicals, biodegradable, emisi ramah lingkungan). Bioetanol terbuat dari bahan-bahan alam yang edible maupun non-edible.
Hasil pembakaran bioetanol menghasilkan CO2 yang dapat dimanfaatkan juga oleh tanaman, sehingga bioetanol sangat menjanjikan sebagai bahan bakar masa depan yang ramah lingkungan. Selain itu, bioetanol tak hanya digunakan sebagai bahan bakar kendaraan saja, namun juga bisa dimanfaatkan untuk hal lain seperti bahan kosmetik, pelarut, hingga bahan minuman keras.
Berdasarkan catatan pada Juli 2023, Pertamina resmi memasarkan bahan bakar baru yakni Pertamax Green 95. Bahan bakar ini menggunakan campuran antara Pertamax dengan bioetanol sebanyak 5%.
Dalam laman resminya, Pertamina melalui sinergi BUMN bekerja sama dengan PT Energi Agro Nusantara yang merupakan anak usaha PT Perkebunan Nusantara X, menyediakan bahan baku bioetanol dari molases tebu yang diproses menjadi etanol fuel.
“Produk ini adalah produk BBK hijau yang ramah lingkungan karena menggunakan bioetanol dari molases tebu. Ini merupakan implementasi dari salah satu pilar transisi energi Pertamina dalam mendukung transisi energi nasional dengan penggunaan campuran bahan bakar nabati,” ujar Direktur Utama Pertamina, Nicke Widyawati.***dtc/mpc/bs