Jakarta(MedanPunya) Bank Indonesia (BI) melaporkan, posisi utang luar negeri (ULN) Indonesia sampai dengan akhir Oktober 2021 sebesar 422,3 miliar dollar AS.
Posisi tersebut turun 3,8 persen dibandingkan posisi ULN bulan sebelumnya, yakni sebesar 423,8 miliar dollar AS.
Meskipun demikian, posisi ULN Oktober 2021 mengalami kenaikan sebesar 2,2 persen jika dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.
Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono mengatakan, menurunnya posisi ULN secara bulanan disebabkan oleh penurunan posisi ULN pemerintah dan sektor swasta.
Tercatat ULN pemerintah pada Oktober 2021 sebesar 204,9 miliar dollar As, lebih rendah dari bulan sebelumnya sebesar 205,5 miliar dollar AS.
“Hal ini menyebabkan perlambatan pertumbuhan ULN Pemerintah menjadi sebesar 2,5 persen yoy dibandingkan dengan 4,1 persen yoy pada bulan September 2021,” kata Erwin, dalam keterangannya, Selasa (14/12).
Erwin menjelaskan, penurunan posisi ULN tersebut terjadi seiring dengan beberapa seri Surat Berharga Negara (SBN) dan pinjaman yang jatuh tempo di bulan Oktober 2021.
“Pemerintah berkomitmen tetap menjaga kredibilitas dengan memenuhi kewajiban pembayaran pokok dan bunga utang secara tepat waktu, serta mengelola ULN secara hati-hati, kredibel, dan akuntabel,” tutur dia.
Bank sentral menilai, posisi ULN pemerintah masih tergolong relatif aman dan terkendali jika dilihat dari sisi refinancing risk jangka pendek, mengingat hampir seluruhnya merupakan ULN dalam jangka panjang dengan pangsa mencapai 99,9 persen.
Sementara itu, posisi ULN swasta hingga akhir Oktober 2021 sebesar 208,4 miliar dollar AS, menyusut dari bulan sebelumnya sebesar 209,2 miliar dollar AS.
Secara tahunan, ULN swasta juga mengalami kontraksi sebesar 1 persen dibandingkan Oktober 2020, melanjutkan penurunan ULN September 2021 sebesar 0,4 persen secara yoy.
Kontraksi ULN swasta tersebut disebabkan oleh perkembangan ULN lembaga keuangan yang terkontraksi 5,8 persen secara yoy, lebih dalam dari kontraksi 2,7 persen yoy pada September 2021.
“Selain itu, pertumbuhan ULN perusahaan bukan lembaga keuangan melambat sebesar 0,3 persen yoy dari 1,3 persen yoy pada bulan sebelumnya,” ujar Erwin.
Berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor industri pengolahan, serta sektor pertambangan dan penggalian, dengan pangsa mencapai 76,8 persen dari total ULN swasta.
ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 76,3 persen terhadap total ULN swasta.
“ULN Indonesia pada bulan Oktober 2021 tetap terkendali, tercermin dari rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) yang tetap terjaga di kisaran 36,1 persen, menurun dibandingkan dengan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 37 persen,” ucap Erwin.***kps/mpc/bs