Medan(MedanPunya) Gubernur Sumut Edy Rahmayadi kembali mengomentari soal tragedi kerusuhan yang menewaskan 125 orang di Stadion Kanjuruhan, Malang. Edy mengatakan tragedi itu adalah bentuk teguran dari Tuhan karena tidak profesional.
Hal itu disampaikan Edy saat menghadiri acara wisuda sarjana di kampus Institut Kesehatan Medistra Lubuk Pakam. Edy awalnya menyampaikan soal dirinya yang akan mendatangi acara doa bersama sore ini.
“Saya sudah ditunggu ada doa bersama, istighosah, di Pancing,” kata Edy dalam sambutannya, Selasa (4/10).
Edy mengatakan kegiatan doa bersama itu karena adanya tragedi Kanjuruhan. Doa itu ditujukan kepada korban-korban yang meninggal dalam peristiwa itu.
“Karena ada 130 orang yang meninggal akibat sepak bola (data terbaru korban meninggal dunia berjumlah 125 orang),” sebut Edy.
Edy kemudian menyebut peristiwa itu terjadi karena adanya pihak yang tidak profesional. Namun dia tidak menjelaskan siapa yang tidak profesional itu.
“Ini lah kalau tak profesional, akhirnya Tuhan mengingatkan kita,” ucap mantan Ketua Umum PSSI itu.
Edy kemudian menyebut masih bersyukur korban dalam tragedi itu 130 orang. Karena, menurutnya, jika Tuhan berkehendak, semua orang bisa hancur.
“Masih mending 130 orang, kalau Tuhan bilang semua hancur, mati, sak kita pun hancur semua ini,” tutur Edy.
“Jadi kita masih diingatkan oleh Tuhan,” jelasnya.
Seperti diketahui, tragedi kerusuhan di Kanjuruhan menyebabkan 125 orang meninggal dunia. Para korban meninggal terbanyak karena sesak nafas dan terinjak.
Polisi telah menaikkan kasus ini ke tahap penyedikan. Sementara untuk laga di Liga 1 sendiri sudah diminta untuk dihentikan sementara oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi).***dtc/mpc/bs