Medan(MedanPunya) 10 orang pria yang menggilir bocah laki-laki berinisial RAP masih berkeliaraan.
Banyak yang khawatir, bahwa 10 pria yang saat mencabuli korban menggunakan topeng ini mengulangi aksi yang sama.
Maka dari itu, Direktur Eksekutif Yayasan PKPA (Pusat Kajian dan Perlindungan Anak) Sumut, Keumala Dewi turut mendesak agar Polrestabes Medan menangkap para pelaku.
Terlebih, laporan kasus ini sudah disampaikan FN, ibu korban ke Polrestabes Medan.
“Ini perbuatan biadab dan tidak berprikemanusiaan,” kata Keumala Dewi, Kamis (2/9).
Keumala Dewi menegaskan, PKPA Sumut akan memantau terus kasus tersebut sampai tuntas.
Ia pun meminta agar aparat kepolisian melakukan tindakan tegas agar memberikan efek jera.
Hal itu supaya kedepan kasus serupa tak terulang kepada anak lainnya.
“Kasus ini harus diusut sampai tuntas dan anak korban harus mendapat pemulihan dan pendampingan, karena kejadian ini akan memberikan dampak tidak hanya pada fisik anak, namun juga psikis nya,” ujarnya.
Ia menyayangkan dimana seharusnya anak yang berada di lingkungan rumahnya mendapatkan tempat aman, kini justru menerima perlakuan tak manusiawi.
Keumala meminta agar pemerintah memberi perhatian dan perlindungan terhadap korban.
Apalagi korban mengaku trauma terhadap apa yang menimpanya.
“Pemerintah harus memberikan perhatian khusus sampai lingkungan RT dan RW agar perlindungan anak dapat di laksanakan secara maksimal,” ucapnya.
Sebelumnya RAP (10) menjadi korban tindak asusila yang terjadi pada tanggal 23 Agustus 2021 lalu.
Dia disekap dengan cara diculik saat ia sedang berjalan dari rumahnya menuju ke warung.
Saat dijalan, korban dicegat dan dinaikan ke mobil pick up (mobil bak terbuka), diduga berwarna putih dan dibelakangnya ditutupin terpal berwarna biru.
Di dalam mobil pick up itu korban dipaksa untuk melayani hasrat pelaku yang diduga berjumlah 10 orang.***trb/mpc/bs