Medan(MedanPunya) Ratusan siswa yang gagal mengikuti SNBP karena kelalaian sekolah kembali menggelar aksi di SMKN 10 Medan, di Jalan Cik Ditiro, Kota Medan, pada Rabu (12/2).
“Kami aksi karena meskipun Kepsek sama wakil kepala sekolah bidang kurikulum sudah berangkat ke Jakarta, tapi tetap enggak ada peluang untuk masuk ke SNBP,” kata siswi bernama Anya Cindy Eklesia (17) saat diwawancarai di lokasi.
“Jadi kami melakukan aksi demonstrasi sekali lagi agar Pak Prabowo mendengar suara kami,” sambungnya.
Setelah melakukan aksi di sekolah, Anya menyampaikan bahwa perwakilan dari siswa dan orangtua siswa akan bertemu dengan anggota DPRD Sumut.
“Jika tuntutan ini sudah diterima DPRD, semoga kami bisa ikut SNBP. Sehingga teman-teman bisa ikut tes ujian dan masuk ke universitas yang diinginkan,” ujar Anya.
“Dan untuk adik kelas, semoga tidak mengalami seperti ini lagi,” tutupnya.
Sebelumnya, ratusan siswa ini membawa spanduk dan karton yang berisi keresahan serta sindiran mereka terhadap sekolah.
Di antaranya, “Sok Pintar!!! Pakai e-raport #berikan hak kami”.
“Ya, hari ini kami menyampaikan amarah kami karena ada 140 siswa eligible yang tak bisa ikut SNBP karena kelalaian sekolah,” kata Oktavia Situmorang, orangtua siswa.
“Kemarin pihak kementerian sudah memberikan perpanjangan untuk menginput data. Akan tetapi, sekolah tetap tak berhasil. Setelah ini kami akan mengadu ke DPRD Sumut,” tambahnya.
Perlu diketahui, sebelumnya para siswa ini telah melakukan aksi pada Kamis (6/2/2025).
Kala itu, pihak sekolah telah mengaku lalai dalam menginput data ke PDSS.
Menurut Kepala Seksi SMK Dinas Pendidikan Sumut Wilayah I, Duta Syailendra, akar masalah ini terletak pada pihak sekolah yang kurang mengantisipasi terjadinya error saat menginput data.
Ia menguraikan bahwa pada dasarnya ada dua metode untuk menginput data siswa ke Pangkalan Data Sekolah dan Siswa (PDSS), yakni sistem manual dan e-rapor.
Dalam persoalan ini, SMKN 10 Medan mengambil langkah e-rapor.
Sayangnya, pihak sekolah melakukan finalisasi data e-rapor pada 30 Januari 2025, satu hari sebelum deadline.
Alhasil, ketika data e-rapor semester V siswa tak terbaca sistem PDSS, pihak sekolah tak memiliki waktu untuk melakukan perbaikan.
“Tentu saya kecewa melihat ini. Ini kan antisipasi yang kurang. Kalau seminggu sebelum diinput, antisipasinya kan bisa dilakukan,” ungkap Duta.***kps/mpc/bs