Jakarta(MedanPunya) Anggota DPR sekaligus Ketua Ikatan Keluarga Minangkabau (IKM), Fadli Zon, mengusulkan agar Provinsi Sumatera Barat berubah nama menjadi Provinsi Minangkabau. Wakil Ketua Komisi II DPR dari F-PKB Yaqut Cholil Qoumas menilai identitas etnis tidak perlu terlalu ditonjolkan dalam nama provinsi.
Untuk diketahui, Fadli Zon mengusulkan pergantian nama itu dengan sejumlah pertimbangan, salah satunya karena nama Minangkabau dinilai lebih tepat dari sisi sejarah dan budaya serta terkait dengan mayoritas etnis di sana.
“Jawa Barat diganti Sunda? Geografis, demografis, dan lain-lain juga harus dipertimbangkan. Janganlah identitas etnis terlalu ditonjolkan,” kata Yaqut kepada wartawan, Kamis (24/9).
“Mari melihat Indonesia sebagai sebuah kesatuan utuh dan Minangkabau sebagai bagian dari sejarah bangsa-bangsa di Nusantara yang kini melebur dalam satu negeri, Indonesia,” imbuhnya.
Menurut Yaqut, belum ada urgensi mengganti nama Provinsi Sumbar menjadi Minangkabau. Namun ia menilai usulan itu bisa dikaji jika diperlukan.
“Saya menilai begitu, ada yang lebih urgen. Kalau dianggap urgen, ya silakan saja. Semua usulan saya kira perlu diperhatikan dan dikaji jika perlu. Tentu sesuai dengan skala prioritas,” ungkapnya.
Di sisi lain, Yaqut mengatakan ada hal yang lebih penting bagi masyarakat Sumatera Barat. Menurutnya, kesejahteraan masyarakat perlu lebih diperhatikan.
“Namun saya mengingatkan, yang lebih penting dan saya kira juga diperlukan masyarakat Sumatera Barat saat ini adalah bagaimana kesejahteraan masyarakat di sana semakin membaik, dan dalam situasi pandemi COVID-19 seperti sekarang ini semua terbebas dari ancaman virus tersebut,” ujar Yaqut.
Sebelumnya diberitakan, Fadli Zon mengusulkan gagasan pergantian nama Provinsi Sumbar menjadi Provinsi Minangkabau. Fadli Zon mengatakan wacana perubahan nama Sumbar menjadi Provinsi Minangkabau bukan hal baru.
Fadli, yang merupakan keturunan Minang, setuju nama Sumbar itu diganti. Apalagi, menurut dia, kondisi saat ini sangat relevan.
“Nama ‘Minangkabau’ memang jauh lebih tepat dipakai jika ditinjau dari sisi sejarah dan kebudayaan. Apalagi, secara demografis, 88,35 persen masyarakat yang hidup di Sumatera Barat memang berasal dari etnis Minangkabau,” ujar Fadli dalam keterangan tertulis, Rabu (23/9).
“Usulan perubahan tersebut bukan didorong sentimen etnisitas yang dangkal. Kita tahu, nama Aceh, Papua, atau Bali, juga sejak lama telah digunakan sebagai nama provinsi. Dan itu ada hubungannya dengan keistimewaan sejarah, budaya, dan identitas yang melekat pada etnis bersangkutan. Saya menilai, masyarakat Minangkabau juga layak mendapatkan kehormatan serupa itu,” ujar dia.***dtc/mpc/bs