Jakarta(MedanPunya) Pengacara yang memenangkan gugatan suara terbanyak pemilu legislatif 2009 Muhammad Soleh hari ini mendatangi Makamah Konstitusi (MK). Dia mengajukan permohonan menjadi pihak terkait dalam gugatan atau uji materi UU Pemilihan Umum (Pemilu) untuk menjadi sistem proporsional tertutup atau coblos partai.
“Kita mengajukan diri, sebab persoalan ini bukan legal policy, bukan open kebijakan dari pembentukan undang-undang. Tetapi proporsional terbuka itu adalah sistem pemilu yang paling bagus dan tak bertentangan dengan UU, bukan berarti tertutup itu ada baik dan jeleknya, itu tidak ya, saya tegaskan tertutup itu jelek semua,” kata Soleh pada wartawan di Gedung MK, Jakpus, Selasa (10/1).
Melihat kondisi politik jelang Pemilu 2024 mendatang, Sholeh mengaku tidak ingin jika nantinya proporsional tertutup atau proporsional semi terbuka kembali diberlakukan.
Dirinya menyatakan pemilihan umum harus dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil.
“Artinya ketika sekarang menjelang Pemilu 2024 ada yang mempersoalkan dan arahnya seakan-akan ini dikabulkan seperti yang disampaikan ketua KPU Hasyim Asy’ari, maka saya tidak berkeinginan kalau ini sampai dikabulkan Mahkamah Konstitusi,” tuturnya.
“Sebab pasal 1 ayat 1 UUD kita itu menyatakan kedaulatan ada di tangan rakyat. Kapan itu? Ya pada saat pemilu, itu kembali ke pasal 22E ayat 1 yang menyatakan pemilihan umum itu langsung, umum, bebas, rahasia, dan adil. Itu bukan slogan saja tapi diatur dalam UU, maknanya langsung itu tidak melalui parpol,” lanjutnya.
Soleh mengatakan, semua caleg harus mendapat perlakuan adil. Ia melanjutkan, sistem terbuka maupun sistem tertutup pasti mempunyai ekses.
“Adil itu kan maknanya antara caleg nomor 1 sampai nomor terakhir punya peluang yang sama, tidak boleh yang nomor 1 itu melebihi dari yang lain. Nomor 1 tidur, tiba-tiba dia terpilih nggak boleh, semua harus bekerja,” ujarnya.
“Semua sistem mau tertutup, maupun terbuka pasti punya ekses. Kalau tertutup itu bisa jadi nanti ada oligarki, siapa yang dekat dengan ketum siapa yang dekat dengan pimpinan parpol maka dia bisa dapat nomor satu. Kalo terbuka eksesnya money politics,” katanya.***dtc/mpc/bs