Doha(MedanPunya) Pemimpin Hamas Ismail Haniyeh pada Selasa (21/11) mengatakan, pihaknya hampir mencapai kesepakatan gencatan senjata dengan Israel.
“Kami hampir mencapai kesepakatan mengenai gencatan senjata,” kata Haniyeh dalam sebuah posting di Telegram.
Negosiasi intensif yang dimediasi oleh Qatar, tempat kantor politik Hamas dan Haniyeh bermarkas, dilaporkan telah berlangsung.
Perdana Menteri (PM) Qatar sebelumnya pada Minggu (19/11) mengatakan, kesepakatan untuk membebaskan beberapa sandera dengan imbalan gencatan senjata sementara bergantung pada isu-isu praktis yang “kecil”.
Sementara, pada Senin (20/11), Presiden AS Joe Biden menyampaikan keyakinan bahwa kesepakatan untuk membebaskan para sandera sudah dekat.
“Saya yakin begitu,” kata Biden ketika ditanya apakah kesepakatan pembebasan sandera sudah dekat.
Biden kemudian menyilangkan jarinya sebagai tanda bahwa ia berharap untuk keberuntungan.
Dua sumber yang mengetahui tentang perundingan tersebut mengatakan kepada AFP, bahwa kesepakatan tentatif atau sementara mencakup gencatan senjata selama lima hari, yang terdiri dari gencatan senjata di darat dan pembatasan operasi udara Israel di Gaza selatan.
Sebagai imbalannya, antara 50 hingga 100 tahanan yang ditahan oleh Hamas dan Jihad Islam -kelompok militan Palestina yang terpisah- akan dibebaskan.
Mereka termasuk warga sipil Israel dan tawanan dari negara lain, tetapi tidak termasuk personel militer.
Berdasarkan kesepakatan yang diusulkan, sekitar 300 orang Palestina akan dibebaskan dari penjara Israel, termasuk di antaranya adalah perempuan dan anak-anak.
Gedung Putih mengatakan bahwa negosiasi tersebut telah memasuki tahap akhir, namun menolak untuk memberikan rincian lebih lanjut, dengan alasan bahwa hal tersebut dapat membahayakan hasil yang sukses.
Secara terpisah, Komite Palang Merah Internasional (ICRC) pada Senin menyampaikan, bahwa presidennya telah melakukan perjalanan ke Qatar untuk bertemu dengan Haniyeh dari Hamas untuk memajukan isu-isu kemanusiaan yang berkaitan dengan konflik bersenjata di Israel dan Gaza.
Dalam sebuah pernyataan, organisasi yang berbasis di Jenewa ini mengatakan bahwa pihaknya terus meminta perlindungan mendesak bagi semua korban dalam konflik, dan untuk meringankan situasi kemanusiaan yang sangat buruk di jalur Gaza.
ICRC itu juga mengatakan bahwa pihaknya akan terus menyerukan pembebasan sandera dengan segera.***kps/mpc/bs