Pematangsiantar(MedanPunya) Polres Pematangsiantar membuka babak baru terkait kasus pemandian jenazah wanita oleh empat pegawai pria RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar pada Minggu (20/9/2020) lalu.
Terbaru, Polres Pematangsiantar menetapkan empat pegawai tersebut sebagai tersangka.
Pada konferensi pers yang berlangsung di Mapolres Pematangsiantar, Jumat (11/12), Kapolres Pematangsiantar AKBP Boy Sutan Binanga Siregar menyampaikan, polisi telah bekerja secara profesional dalam kasus ini.
“Berkaitan dengan adanya laporan Fauzi Munthe tentang protokol kesehatan kedokteran, kali ini kita tetapkan tersangka empat pegawai Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) Pematngsiantar,” ujar Kapolres.
Keempatnya ditetapkan sebagai tersangka lantaran perbuatannya dianggap melanggar Pasal 79 C Jo Pasal 51 UU RI Nomor 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran. Dengan pasal ini, keempatnya terancam hukuman 5 tahun penjara.
Boy menyampaikan identitas keempat tersangka petugas pemandi jenazah adalah DAA, RE, ES dan RS. Seluruhnya belum dilakukan penahanan mengingat kinerjanya masih dibutuhkan oleh RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar.
“Keempatnya belum kita lakukan penahanan, karena tenaganya masih dibutuhkan oleh rumah sakit,” ujar pria berlatar Brimob kepada wartawan.
Boy menyampaikan perkembangan lebih lanjut dari kasus ini akan disampaikan kemudian hari. Ia pun meminta masyarakat untuk mempercayai kinerja Polri dan tetap menjaga perdamaian di Kota Pematangsiantar.
Akibat dari kasus ini sendiri, sejumlah kelompok seperti BKPRMI dan HMI sempat melakukan aksi demo Senin (5/10/2020) siang di Lapangan Adam Malik. Masa menuntut penegakkan hukum terhadap keempat petugas pemandi jenazah dan manajemen RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar.
Buntutnya, Wali Kota Pematangsiantar Hefriansyah telah mencopot pimpinan RSUD Djasamen Saragih Pematangsiantar, Ronald Saragih, yang kebetulan menjabat sebagai pelaksana tugas.***trb/mpc/bs