New York(MedanPunya) Amerika Serikat mendesak negara-negara lain untuk memberi tahu Rusia untuk berhenti membuat ancaman nuklir dan mengakhiri “kengerian” perangnya di Ukraina.
Ini disampaikan AS ketika diplomat top ketiga negara berbicar pada rapat tingkat tinggi Dewan Keamanan PBB Kamis (22/9/2022).
Diadakan bersamaan dengan pertemuan tahunan para pemimpin dunia di Majelis Umum PBB, sesi tersebut mengikuti perkembangan yang mencolok dalam perang minggu ini.
Rusia sendiri telah memanggil sebagian dari cadangan pasukannya untuk pertama kalinya sejak Perang Dunia II.
Pada saat yang sama, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan negaranya yang memiliki senjata nuklir akan “menggunakan segala cara yang tersedia bagi kita” untuk mempertahankan diri jika wilayahnya terancam.
Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken melihat pernyataan Putin sebagai sesuatu yang sangat mengancam mengingat rencana referendum di bagian timur dan selatan Ukraina yang dikuasai Rusia.
Negara-negara Barat telah mengutuk pemungutan suara tersebut sebagai tidak sah dan tidak mengikat.
Tetapi, di belakang mereka, Moskwa mungkin melihat upaya Ukraina untuk merebut kembali daerah-daerah itu sebagai serangan terhadap “wilayah Rusia,” Blinken memperingatkan.
“Setiap anggota dewan harus mengirim pesan yang jelas bahwa ancaman nuklir yang sembrono ini harus segera dihentikan,” katanya.
Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov tidak menyebutkan kapasitas nuklir negaranya atau mobilisasi pasukan baru selama sambutannya sendiri pada pertemuan dewan.
Lavrov dipanggil Perancis untuk membahas pertanggungjawaban atas dugaan pelanggaran dan kekejaman selama perang yang berlangsung hampir 7 bulan.***kps/mpc/bs