Tepi Barat(MedanPunya) Pemimpin Hamas Nayef al-Rajoub mengaku mendapat ancaman dari agen intelijen Israel agar tidak mencalonkan diri dalam pemilihan umum (pemilu) Palestina yang akan digelar tahun ini.
Al-Rajoub mengatakan kepada kantor berita Turki, Anadolu Agency bahwa dirinya digeledah saat Israel menyerbu kediamannya di kota Dura, sebelah barat Hebron.
“Seorang perwira intelijen kemudian mengancam saya untuk tidak mencalonkan diri dalam pemilihan mendatang,” kata al-Rajoub, menambahkan bahwa dia hanya diizinkan untuk memberikan suara dalam pemilu.
Al-Rajoub, saudara pemimpin Fatah terkemuka Jibril al-Rajoub, menerima suara terbanyak selama pemilihan parlemen 2006 yang dimenangkan oleh Hamas.
Dalam pemerintahan yang dipimpin Hamas, al-Rajoub menjabat sebagai Menteri Wakaf Palestina. Dia sebelumnya pernah ditahan oleh pasukan Israel.
Sebelumnya pada Selasa (23/2), pasukan Israel menangkap 13 warga Palestina, termasuk pemimpin Hamas, Faze ‘Sawafta, dalam serangan di Tepi Barat.
Hamas, yang menguasai Jalur Gaza, sebelumnya telah memperingatkan rencana Israel untuk melakukan kampanye penangkapan massal terhadap kelompok perlawanan menjelang pemilu Palestina tahun ini.
Selama sebulan terakhir, beberapa anggota Hamas ditahan dalam penggerebekan Israel. Kelompok Palestina itu memperingatkan bahwa penangkapan Israel bertujuan mengganggu pemilihan umum Palestina dan mempengaruhi hasilnya.
Warga Palestina dijadwalkan memberikan suara dalam pemilihan legislatif pada 22 Mei mendatang, kemudian pemilihan presiden pada 31 Juli, dan pemilihan Dewan Nasional pada 31 Agustus mendatang.
Itu akan menjadi pemilu pertama Palestina setelah pemilu legislatif terakhir, di mana Hamas memenangkan mayoritas, diadakan pada tahun 2006.***dtc/mpc/bs