Jakarta(MedanPunya) Pemerintah baru saja merevisi proyeksi pertumbuhan ekonomi pada kuartal III mendatang.
Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pertumbuhan ekonomi bakal kembali negatif di kisaran -1,7 persen hingga -0,6 persen, artinya, Indonesia bakal mengalami resesi.
Sebab pada kuartal II yang lalu kinerja perekonomian Indonesia juga tercatat negatif 5,32 persen.
Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri ( Kadin) Indonesia Rosan P Roeslani mengatakan, dengan adanya risiko resesi tersebut, jumlah pengangguran di Indonesia bakal meningkat hingga 5 juta orang.
“Pertumbuhan ekonomi di minus 1,7 persen dan 0,6 persen akan meningkatkan kemiskinan dan pengangguran secara signifikan. Sekarang jumlah pengangguran kurang lebih 7 juta orang, dan akan bertambah lebih dari 5 juta,” jelas Rosan ketika memberikan penjelasan dalam diskusi virtual, Kamis (24/9).
Di sisi lain, setiap tahun di Indonesia ada tambahan 2,24 juta orang yang membutuhkan lapangan kerja baru.
Selain itu, berdasarkan data ketenagakerjaan saat ini ada 8,14 juta orang yang setengah penganggur dan 28,41 juta orang pekerja paruh wkatu.
Dengan demikian, setidaknya ada 46,3 juta orang yang tidak bekerja secara penuh.
“Atau 33,59 persen, angka ini cukup baru, dan dari data Kemenkeu, akan ada tambahan 4 juta hingga 5 juta pengangguran akibat Covid-19,” jelas Rosan.
Rosan pun menyoroti kinerja sektor-sektor industri di Indonesia yang berkontribusi terhadap minusnya pertumbuhan ekoomi Indonesia.
Dia mengatakan, sektor perdagangan dan pengolahan, sebagai dua sektor dengan jumlah tenaga kerja yang besar kinerjanya tercatat kontraksi sebesar minus 7,57 persen dan minus 6,19 persen pada kuartal II lalu.
Selain itu, sektor akomodasi dan makanan pinuman bakan mengalami kontraksi 22,02 persen serta industri transportasi hingga minus 30,84 persen.
“Makanan dan minuman mengalami kontraksi besar, tekanan terhadap tenaga kerja sangat besar, oleh karena itu langkah-langkah ke depan dalam penciptaan lapangan kerja menjadi penting ke depannya,” ujar dia.***kps/mpc/bs